Anda tidak bisa membangun kehidupan yang luar biasa dengan keberanian yang biasa.

Keberanian adalah sebuah kualitas yang memaksimalkan.

Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan kebesaran dan ketinggian dari yang ingin Anda capai. Yang selain itu, adalah pembatasan kebebasan hati.

Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan upaya Anda untuk mencapai yang Anda inginkan. Yang selain itu, adalah pembatasan kesediaan bekerja.

Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan tanggung-jawab yang Anda pikul. Yang selain itu, adalah pembatasan potensi.

Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan ukuran dan nilai dari kontribusi Anda. Yang selain itu, adalah pengkerdilan hak untuk menerima.

Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan peran yang Anda minta dari Tuhan. Yang selain itu, adalah pengecewaan tujuan hidup Anda.

………..


Sahabat-sahabat saya yang super dan baik hatinya,

Ibu Linna dan saya akan berangkat ke Padang besok pagi, menyusul rekan-rekan MTGW Crew yang sudah sampai di Padang pagi ini.

Kami akan berada di Padang tanggal 15 dan 16 Oktober 2009 untuk melakukan taping materi program, yang akan ditayangkan oleh rekan-rekan super kita di Metro TV dalam program Mario Teguh Golden Ways.

Rekan-rekan Super Members dan Super Fans yang ada di Padang, kita saling mencari di sana ya? Mudah-mudahan kita bisa bertemu dan berbincang sebentar.

Mudah-mudahan kita semua selalu berada dalam lindungan kasih sayang Tuhan Yang Maha Memuliakan.

Adik-adik kita yang terkasih ini meneruskan proses belajar di bawah naungan tenda bocor yang seadanya.

Keceriaan canda mereka mungkin terhenti sejenak karena bencana yang menata ulang tanah kehidupan mereka, dengan cara yang mencabik dan menghapus dengan mengejutkan.

Tetapi, tidak ada yang bisa melambatkan kemajuan jiwa yang kuat. Yang melihat ke depan dengan pandangan seorang yang percaya kepada pemuliaan kehidupan bagi yang berupaya.

Karena sesungguhnya,

Bukan yang terjadi kepada kita, yang menentukan kemenangan dan kemuliaan kita dalam kehidupan ini. Tetapi, apa yang kita lakukan karena yang terjadi kepada kita.

Kualitas reaksi kita karena yang terjadi, adalah penentu kualitas kehidupan kita.

Maka, marilah kita yang berhati baik dan penuh kasih sayang,
mendahulukan gerakan hati, pikiran, dan tubuh kita untuk membantu meringankan beban semua saudara kita yang sedang terpedihkan hidupnya,
dan mentenagai upaya mereka dengan perwujudan nyata dari keimanan kita – dengan mengirimkan uang, bahan makanan, pakaian, dan apa pun yang dapat kita bagikan.

Jangan pernah membatasi yang Anda rasakan sebagai yang mereka butuhkan. Kirimkan yang dapat Anda kirimkan, karena merekalah yang akan menemukan kegunaan dari bantuan Anda bagi pemulihan kehidupan mereka.

Janganlah biarkan jiwa-jiwa polos, tulus, dan berani itu berupaya sendiri tanpa senyuman yang mendamaikan hati mereka yang terpedihkan.

Jika kita memulai melakukan segala sesuatu dengan ucapan:

"Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang";

marilah kita berlaku penuh kasih dan penuh sayang kepada saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan.

Membantulah.
Memberilah.
Berkasih-sayanglah.

Karena,

Anda tidak mungkin bisa memberi, tanpa menjadi lebih pantas untuk menerima.

Kita tidak boleh mengharapkan pamrih dari bantuan kita kepada sesama. Karena, pamrih terbesar bagi semua upaya kita adalah agar kita disambut dan dibuai dalam kasih sayang dan pemuliaan oleh Tuhan Pemilik Alam ini, karena kemuliaan hati kita.

Marilah kita bersama menjadikan Indonesia sebagai tanah air kehidupan kita yang mulia, dengan pertama-tama memuliakan diri kita sendiri, agar pemuliaan kita kepada sesama saudara Indonesia – menjadi sebuah upaya yang dirahmati Tuhan.

Marilah kita menjadi pribadi Indonesia yang mulia.



Kita berangkat bekerja untuk mencapai keberhasilan.

Tetapi ada yang berangkat hanya agar tidak terlambat,
agar tidak dimarahi, atau agar kelihatan ada.

Apakah alasan Anda?

Sadarilah bahwa Anda hanya sepenting alasan Anda.

Semakin kuat alasan Anda, akan semakin kuat upaya Anda.

Maka berhentilah sejenak,
dan pikirkanlah alasan bagi kerja keras Anda,
alasan bagi semua beban yang Anda pikul,
dan alasan bagi pencapaian dari semua impian Anda.

Ketahuilah bahwa seseorang belum sepenuhnya hidup,
sampai dia mengetahui untuk apakah kehidupannya.

………..

RASA MALAS MU TAK AKAN MENGKERDILKAN MU,
JIKA ENGKAU TAK BERLAKU MALAS.

………..


Adik ku yang dititipkan oleh ibu mu kepada ibu ku,

Ketahuilah bahwa dalam malam-malam tak bertidur, dalam baring ku di tempat tidur yang tak mengantukkan ku,

aku memilih untuk tetap terjaga mendengarkan gema lamat dari rintihan hati mu, daripada mengupayakan tidur yang telah lama menjadi hak badan ku yang letih.

Adik ku, ketahuilah ini …,

bahwa aku juga sering menemukan diriku sedang berkeluh-kesah tentang tidak mudahnya kehidupan ini, dan aku menenggelamkan diri dalam perasaan seperti terbius dalam kenikmatan perasaan lemah dan tak berdaya.

Memang perasaan lemah tak berdaya itu bisa terasa nikmat sekali.

Tetapi aku tahu, itu perasaan yang hanya akan mencandui diriku dengan penikmatan kelemahan, yang akan semakin menjauhkan diriku dari sifat asli ku yang mensyukuri kualitas-kualitas terpuji, dan yang haru dalam peran-peran yang membesarkan kehidupan.

Maka, adik ku yang sejatinya dilahirkan dengan kekuatan-kekuatan yang mengagumkan,

teruskanlah keluhan dan rintihan mu itu, se-panjang yang dapat kau teruskan …,
asal engkau melandasi semua keluhan mu dengan kesadaran bahwa engkau lah satu-satunya diri yang bertanggung-jawab bagi kebaikan hidup mu sendiri.

Teruskanlah mengeluh dan menyalahkan kehidupan,
se-lama mungkin …,
asal engkau tahu bahwa pada akhirnya engkau lah yang harus mengubah diri, agar kehidupan mengubah perlakuannya kepadamu.

Yang akan ku katakan ini - mungkin tidak baru bagi mu, tetapi mudah-mudahan bisa memperbarui pengertian mu, bahwa

Hidupmu diperebutkan oleh kekuatan-kekuatan yang akan menguntungkan atau merugikan diri mu, jika engkau berpihak kepada salah satu darinya.

Maka pihaki lah kekuatan yang berniat membesarkan mu, walau mungkin engkau tak menyukai cara-caranya.

Perhatikanlah,
dengan hati yang berpihak kepada yang baik.

Kekuatan-kekuatan kebaikan,
menyambut mu dengan mengibarkan semangat kebahagiaan dan aroma kesurgaan,
bagi pencapaian kemuliaan dirimu dan bagi kecemerlangan nilai keberadaan mu bagi kebaikan kehidupan.

Semuanya ditujukan agar engkau menjadi pribadi yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang.

Tetapi, kekuatan-kekuatan yang tidak menyukai kebaikan yang dapat kau capai,
merayukan penikmatan dari kemalasan dan penundaan,
membisikkan penderitaan dari kegagalan yang akan kau temui dalam rencana-rencanamu,
dan mentenagai kekhawatiran dan ketakutan-ketakutanmu.

Dan semuanya ditujukan agar engkau tidak mencapai kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidupmu.

………..


Dan ini yang sudah lama ingin kutanyakan kepada mu,
adik ku yang hatinya rindu bagi hidup yang baik,

Kekuatan manakah yang kau pihaki?

Apakah engkau berpihak kepada yang membesarkan semangat mu untuk mencapai semua yang mungkin kau capai,

atau

apakah engkau berpihak kepada yang membesarkan kekhawatiran dan ketakutan mu,
yang mencegah dirimu dari tindakan-tindakan perbaikan yang lebih tegas,
dan yang melatih mu untuk merasa benar dalam sikap dan pikiran yang salah,
dan yang membuatmu tak malu menyalahkan semua orang atas kelemahan hidup yang kau sebabkan sendiri?

Maka terimalah ini, bahwa

Orang malas adalah orang yang tidak bangga dengan dirinya sendiri,
yang tidak melihat dirinya penting bagi keluarga dan orang lain,
dan tidak perduli dengan perasaan orang yang mengharapkan kebaikan dari yang bisa dilakukannya.

………..

Adik ku yang baik hatinya,

Rasa malas yang menguasai orang hebat, adalah kekuatan yang menjadikannya sama tidak-berguna-nya dengan orang lemah yang membakati kemalasan.

Maka janganlah engkau membakati kemalasan.

Karena ketahuilah, bahwa

Bahkan setan pun tidak tertarik untuk mengganggu orang malas.

Karena, kemalasan itu sudah lebih dari cukup untuk mengkerdilkan kehidupan anak manusia, apa pun kehebatan yang aslinya ada pada dirinya.

Dan jika engkau sedang memanjakan kemalasan dalam dirimu, sadarilah bahwa

Rasa malas itu bukanlah kelemahan.

Rasa malas adalah kekuatan yang sangat luar biasa keefektifannya untuk mengkerdilkan kehidupan.

Telah berapa banyakkah jiwa-jiwa yang sejatinya dilahirkan mulia dan berbakat menjadi pemimpin besar, yang dikerdilkan oleh rasa malas?

Maka adik ku yang sangat ku kasihi,

janganlah engkau bergabung dalam antrian orang-orang renta yang lemah dan sedih, yang tadinya adalah bayi-bayi mungil yang ceria, polos, dan spontan menginginkan kebesaran dan kemuliaan hidup, tetapi yang telah berhasil di-tersungkur-kan oleh kemalasan.

Jika mereka sudah tahu hasil akhir dari keberpihakan mereka kepada kemalasan,
mengapakah mereka meneruskan hidup dalam fatamorgana kemalasan,
yang hanya akan memanjangkan kehidupan yang tua, lemah dan yang penuh dengan kesedihan?

Dan, yang lebih menyedihkan, mereka menyalahkan semua orang selain dirinya sendiri.

Adik ku yang tidak boleh meragukan kecerdasannya sendiri, ketahuilah bahwa

Menyalahkan orang lain atas buruknya kehidupan, adalah reaksi alamiah orang yang malas memperbaiki kehidupannya sendiri.

Menjadi malas, atau bertindak, adalah pilihan pikiran mu sendiri, dan tidak boleh kau serahkan kepada keputusan dari badan mu yang sedang yang lemah dan letih.

Maka tanyakanlah ini kepada diri mu sendiri,

Apakah yang lebih menarik bagi mu?

Menjadi pribadi malas dan lemah, atau menjadi pribadi aktif, yang melakukan banyak hal berguna bagi kebaikan diri atau orang lain?

Aku tahu bahwa engkau akan berpihak kepada pikiran dan sikap yang membesarkan mu,
bahwa engkau akan menggunakan waktu mu dengan baik,
dan bahwa engkau sadar - bahwa waktu mu di sebut baik jika yang kau lakukan di dalamnya adalah kebaikan.

Aku tahu bahwa engkau menyadari, bahwa

Pribadi yang malas dan lemah, sebetulnya sedang menyerahkan penggunaan waktunya untuk menjadi semakin terbiasa dengan kemalasan dan kelemahan.

Dan setelah dia sepenuhnya terlatih dalam kemalasan, dia akan menggunakan kemalasan untuk menolak apa pun yang bisa memperbaiki kehidupannya yang lemah.

Dia tidak memiliki ketertarikan kepada yang selain kemalasan.

Karena, dia rajin hanya untuk satu hal.
Dia sangat rajin untuk bermalas-malasan.

Dan aku tahu bahwa itu bukanlah diri mu.

Engkau jauh dari itu, bahkan jauh dari yang kadang-kadang kau sangkakan atas diri mu sendiri.

Sebetulnya engkau adalah pribadi yang pandai; yang terkadang belum menggunakan kepandaiannya untuk menghebatkan dirinya.

Maka ketahuilah ini, bahwa

Seorang yang pandai dan rajin, tetapi yang sedang sakit keras, dan sudah berbaring lemah di ranjang penantian akhir kehidupannya – tidak memiliki perbedaan dari seorang muda yang sehat, cerdas, dan berbakat, tetapi yang tidak berupaya mengalahkan kemalasannya.

Adik ku yang bertugas untuk membesarkan kehidupan dirinya, keluarganya dan semua saudaranya,

melihatlah ke sekeliling mu, dan engkau akan melihat diri-diri yang kelemahannya menyayat hati mu yang penuh kasih itu, karena

Ada orang yang sangat malas. Dia bahkan malas memberi makan dirinya sendiri.

Apakah engkau akan menemukan orang yang lebih malas dari itu?

Tidak ada orang yang lebih malas daripada dia yang malas memberi makan dirinya sendiri.

………..

Adik ku,

jika hati mu bergetar mendengar ini,
itu berarti engkau bukan orang biasa:

Engkau adalah pribadi yang khusus.
Engkau demikian khusus, sehingga cara-cara orang untuk mengenali diri mereka, tidak dapat kau gunakan untuk mengenali diri mu.

Engkau adalah pribadi yang berkelas.
Engkau demikian berkelas, sehingga engkau mengetahui jika orang lain berlaku kurang dari sepenuhnya menghormati mu.

Engkau adalah pribadi yang baik.
Engkau demikian baik, sehingga engkau peka terhadap ketidak-adilan orang lain kepada sesamanya.

Engkau bukan orang biasa.

Itu sebabnya, engkau hanya mengijinkan diri mu sendiri, untuk tidak menggunakan kekuatan mu, untuk tidak melakukan yang kau ketahui harus kau lakukan, untuk menunda yang seharusnya kau dahulukan, dan untuk mempertengkarkan hal-hal kecil yang tak pantas bagi pribadi sekelas mu.

………..

Adik ku yang dikhususkan oleh Tuhan, ketahuilah, bahwa,

Seorang yang berkelas tinggi, yang sangat cerdas dan berbakat untuk menjadi pribadi yang mengagumkan, tetapi yang membiarkan dirinya berlumut dalam kemalasan, akan menjadi seorang pengeluh dengan pikiran dan perasaan kelas rendah, dan bergaul dalam pertemanan yang tidak berkelas.

Semua orang yang kau sebut malas itu, adalah biasanya orang yang kau lihat sebagai orang yang lebih rendah dari mu, tetapi yang kau harapkan untuk bersikap lebih berguna.

Maka sadarilah juga, bahwa engkau menjadikan dirimu dilihat lebih rendah oleh orang lain, jika engkau berlaku malas dan tidak memenuhi harapan mereka agar engkau menjadi pribadi yang lebih berguna.

Sebetulnya, siapakah yang akan diuntungkan jika engkau menjadi pribadi yang bernilai?

Siapakah yang akan hidup dalam dirimu, dan yang dan akan merasa damai dan bangga, jika engkau menjadi pribadi yang menyebabkan perbaikan kehidupan bagi orang lain?

Dan apakah mungkin bagimu untuk menjadi penyebab kebaikan bagi kehidupan banyak orang, tanpa engkau sendiri dibaikkan kehidupan mu?

Sekarang, marilah kita berpihak kepada kecenderungan mu untuk menyalahkan orang lain selain diri mu sendiri atas pelemahan hidup mu.

Karena, memang benar ada kekuatan-kekuatan yang berniat tidak baik terhadap mu.

Mereka telah menjadikan neraka bagi rumah masa depan mereka, karena kesungguhan mereka untuk melemahkan dan menyesatkan kehidupan mu.

Tetapi, mereka hanya akan berhasil – jika engkau tidak mengalahkan gangguan, upaya pelemahan dan penyesatan terhadap mu, dan jika engkau menuduhkan gangguan itu sebagai ketidak-adilan Tuhan.

Adik ku yang kebaikannya adalah hadiah dari kerja keras ku, ketahuilah bahwa

Engkau di-malas-kan, karena mereka tahu bahwa ada rencana besar bagi kehidupan mu.

Mereka tidak akan bersusah-sudah mengganggu mu dengan kemalasan, jika engkau tidak bernilai cukup besar - untuk dikerdilkan.

Hanya karena engkau pribadi terpilih dalam rencana-rencana Tuhan, mereka memilih mu untuk digagalkan.

Janganlah engkau membantu mereka berhasil mengkerdilkan kehidupan mu.

Maka, jika rasa malas itu datang dan muncul dalam relung-relung hati mu, mengkristal di sudut-sudut pikiran mu, dan merambat di antara serat-serat otot mu, tersenyumlah, dan katakanlah ini kepada diri mu:

Sebetulnya aku sedang di-malas-kan,
maka akan ku nikmati rasa malas ini,

tetapi tidak akan ku gunakan rasa ini untuk menunda yang harus ku lakukan,
atau untuk mengurangi kesantunan ku,
atau untuk melalaikan kualitas dan perhatian-baik ku dalam bekerja.

Tidak.

Aku adalah penguasa atas diri ku sendiri.

Aku adalah pribadi yang bernilai dalam semangat-semangat besar ku, dan aku pribadi yang sama bernilai-nya bahkan dalam perasaan-perasaan lemah ku.

Aku pribadi yang bernilai, karena keputusan ku.


………..


Sahabat saya yang mulia hatinya,

Terima kasih atas kesediaan baik Anda untuk mencermati Golden Moment yang tidak pendek ini, karena saya ingin menyampaikan konsep mengenai rasa malas secara lebih utuh, agar kita juga seutuhnya sadar mengenai resiko dan keuntungan dari penggunaan rasa malas dalam kehidupan kita.

Dalam suasana berkabung atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera Barat,

marilah kita melebihkan doa dan bantuan bagi saudara-saudara terkasih kita yang sedang terpedihkan hati dan kehidupannya di Sumatera Barat. Marilah kita menjadi pribadi Indonesia yang saling mengasihi.


Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan suatu ketika nanti.


Mulailah Keberhasilan Anda Dari Mana Pun Anda Berada

Jika Anda letih dengan keadaan Anda sekarang, dan merindukan segeranya perubahan yang menyejahterakan, yang membahagiakan, dan yang mencemerlangkan kehidupan Anda, segerakanlah perubahan Anda.

Segeralah memulai.

Mulailah dari tempat di mana Anda berada, dan pastikan Anda memulai sekarang.

Jangan pernah lupakan, bahwa

Anda sampai, hanya karena Anda berangkat.

Dan ingatlah, bahwa

Batas waktu itu dibuat bukan karena Anda harus selesai, tetapi karena Anda harus segera memulai.

Dan setelah pengertian ini mendapatkan tempat yang kuat di hati Anda, perjelaslah bagi diri Anda sendiri, bahwa

Keberhasilan Anda ada pada tempat yang lebih tinggi dari yang sedang Anda kerjakan sekarang.

Kemudian,
janganlah berlaku seperti orang yang mengeluhkan apa saja yang tidak terlihat di dalam sebuah gambar, tetapi

Berfokuslah pada yang telah jelas terlihat,
karena dari sana lah Anda mencapai tempat-tempat yang belum terlihat bahkan oleh imajinasi Anda.

Lalu bekerja keraslah dalam kedamaian bahwa Anda telah melakukan yang benar.

Janganlah berupaya menjelaskan mengapa Anda tidak mencapai yang belum Anda capai.
Bekerjalah untuk mencapai yang telah jelas bagi Anda.

Janganlah mensyaratkan yang belum Anda miliki sebagai cara untuk mencapai yang Anda inginkan.

Anda akan diantarkan ke tempat-tempat tinggi yang Anda idamkan itu, hanya jika Anda menjadi tidak pantas lagi bagi tempat di mana Anda berada sekarang.

Perhatikanlah, semua jiwa yang mencapai kecemerlangan hidupnya, mencapainya dari tempat di mana mereka tadinya betul-betul berada, apa pun keadaan mereka saat itu.

Anda tidak terbebas dari keharusan yang sama, yaitu keharusan untuk memindahkan diri Anda sendiri dari keadaan yang sekarang ke keadaan yang Anda inginkan.

Maka,

Mulailah keberhasilan Anda dari mana pun Anda berada.

Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?

Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Maka marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.


Jangan paksa orang untuk berubah. Berubah itu sulit.

Biarkanlah mereka memilih cara terbaik bagi kehidupan mereka sendiri,
karena adalah hak mereka juga untuk hidup dalam cara yang nyaman bagi mereka.

Mengertilah bahwa;

Berubah itu sangat sulit.

Janganlah paksa orang yang merasa sulit untuk berubah.

Sangat sulit untuk memaksa diri ini untuk melakukan perubahan,
bahkan yang kecil, walau pun untuk yang penting.

Lebih mudah untuk tidak berubah,
dan meneruskan hidup dalam kesulitan.

Maka,

Jangan paksa orang untuk berubah. Berubah itu sulit.

Berkasih sayanglah.
Perubahan itu tidak mudah, terutama untuk memperbaiki kualitas hidup.

Lebih mudah meneruskan apa adanya,
walau pun tidak mudah hidup dalam kesulitan.

Maka jangan ganggu dia yang sulit berubah,
walau pun itu untuk kebaikannya sendiri.

Biarkanlah dia mengutamakan yang mudah sekarang,
karena dia tidak keberatan dengan kesulitannya.

Berubah untuk kebaikan itu sulit,
lebih mudah untuk meneruskan kelemahan hidup.

Maka, lebih berkasih-sayang lah.

………..

Sahabat-sahabat saya yang bening hatinya,

Terima kasih atas kesediaan baik Anda untuk membaca Golden Moment di atas.

Semoga dengannya kita lebih berkasih sayang kepada saudara-saudara kita yang lebih mendahulukan keamanan dalam tidak bertindak, dan kenyamanan dalam keadaan yang mereka sudah biasa rasakan – walau pun tak henti mereka keluhkan.

Kita memiliki hak yang sama bagi keputusan-keputusan yang berdampak bagi kualitas kehidupan kita masing-masing.

Jika ada orang yang membenci keadaan buruknya dan memprotes kehidupan atas kelemahan hidupnya, tetapi menolak untuk memulai perubahan yang tulus bagi kebaikannya, kita harus tetap menghormati keptutusannya.

Dia mungkin tidak akan menghormati dirinya sendiri yang membenci keadaannya, tetapi tidak ikhlas melakukan yang diketahuinya baik untuk dilakukannya; tetapi dia saudara kita juga. Maka hormatilah keputusannya.

Jika ada orang yang secara tegas melambatkan diri dalam menjadikan dirinya bersegera bagi kebaikannya sendiri, kita harus menyiapkan kekuatan hatinya dengan kasih sayang kita, karena dia sebetulnya sedang memperkuat pelemahan hidupnya sendiri.

Apakah dia akan mengerti bahwa dia sendiri yang menjadi penyebab bagi kelemahan hidupnya?

Tidak. Itu sebabnya kita harus lebih berkasih sayang.

Berubah untuk kebaikan itu sulit, lebih mudah untuk meneruskan kelemahan hidup.
Jangan paksa orang untuk berubah. Berubah itu sulit.

Maka,

Maka, lebih berkasih-sayang lah.
………..


Sahabat-sahabat saya yang terkasih,

Terima kasih dan salam super,

Sahabat-sahabat saya yang terkasih,

Katakanlah ini kepada saudara anda yang lebih muda,
dan yang hidupnya menggeliat lemah dalam ketakutan-ketakutannya:


Sebetulnya, apakah yang kau takuti?

Aku sudah lama mendengar lenguh keluhanmu mengenai kelemahan hidupmu,

dan sudah lama dan sering juga aku berbicara mengenai kekuatan hatimu,
yang sebetulnya sangat kuat,
tetapi yang kau lemah-lemahkan dengan sikap pengeluhmu.

Aku tak habis terheran-heran dengan kontradiksi dalam sikapmu.

Engkau sering lantang mencela orang lain,
bahkan yang lebih terpelajar dan lebih berhasil darimu,
dengan sikap seolah hanya engkau yang benar,

dan engkau menantang semua orang yang berbeda pendapat denganmu,
dan dalam tantanganmu engkau sangat berani mati,
melawan mereka yang keberaniannya adalah untuk hidup dengan baik.

Tetapi tak lama setelah itu,

engkau akan merintih lemah dan mengeluhkan keadilan kehidupan ini,
dan berharap ada orang yang sangat berbaik-hati kepadamu,
dan menolongmu keluar dari kesulitan hidupmu.

Adikku yang terkasih,
tetapi yang sering mengabaikan kasihku,

Dengarkanlah ini dengan hatimu, bahwa

Jika engkau sedang terpisah dari kehidupan yang baik,
itu karena engkau menggunakan rasa takutmu
sebagai sekat-sekat yang membatasi kebebasanmu.

Ketakutanmu adalah dinding pemisah antara keadaanmu sekarang,
dengan keadaan yang kau idamkan itu.

Dinding itu didirikan bukan untuk menjahatimu,
tetapi untuk memisahkan kemalasan dari urat-uratmu,
menghapus kepongahan dari tingkahmu, dan
menghentikan perhitungan pikiranmu mengenai peruntungan yang bukan dari Tuhan.

Dinding itu didirikan agar engkau tak berlama-lama berada dalam ketidak-berdayaan,
dan agar engkau segera menyeret dirimu melakukan yang akan menyampaikanmu kepada keleluasaan.

Sadarilah ini, bahwa

Sebenarnya engkau sedang menakuti tindakan yang akan memberanikanmu.

Semua orang yang kau kira berani itu,
adalah sesungguhnya orang-orang yang sama takutnya denganmu,
tetapi yang tetap bertindak berani dalam rasa takut mereka.

Lalu mengapakah engkau yang sering lebih angkuh daripada mereka – tidak berlaku se-berani mereka?

Janganlah lagi mengeluh.

Engkau tidak mungkin mengeluhkan selain kelemahanmu.

Bertindaklah lebih berani.

Sadarilah bahwa semua keluhan mengenai kelemahanmu
adalah karena engkau mendahulukan pemeliharaan rasa takutmu,
daripada pengutamaan tindakan yang lebih berani.

Sebetulnya, apakah yang kau takuti?

Apakah engkau takut Tuhan tidak akan memeliharamu karena pilihan-pilihan baikmu?

Apakah engkau tidak menyadari bahwa perlakuan buruk
yang kau alami sekarang ini adalah perintah dari kehidupan
agar engkau meninggalkan tempat yang tidak menghormatimu itu?

Bukankah telah ada banyak orang yang mulia dan kaya di tempat lain?

Apakah yang membuatmu demikian yakin bahwa kehidupan hanya ada di tempatmu yang sedang memperlakukanmu dengan buruk itu?

Sebetulnya, di manakah engkau letakkan iman mu?

Adikku,

Jika engkau beriman, engkau akan berani.

Pribadi rumah kaca adalah pribadi yang terlihat dan terbaca jelas kebaikannya, niatnya, dan kesetiaannya.

Sehingga, dia mendapatkan keuntungan dari tidak adanya prasangka buruk dari orang lain, dan dengannya dia menerima perlakuan baik.

Jika ada orang lain yang berniat buruk kepada seorang pribadi rumah kaca, keburukan itu cepat teridentifikasi – karena dia telah terlatih sekali dalam jalan-jalan kebaikan. Dan dengannya dia bisa menghindari keterlibatan yang merugikan dengan orang yang buruk pribadinya.

Maka, jadilah pribadi yang kebaikannya terlalu jelas, untuk dikira selain itu.

………..

Bagaimana dengan kekhawatiran?

Khawatirlah, tetapi pastikan cara Anda dalam mengkhawatirkan sesuatu – menjadikan Anda lebih kuat untuk mengatasi atau menyelesaikannya.

Berhati-hatilah dengan kekhawatiran, karena cara Anda mengkhawatirkan sesuatu, bisa lebih melukai Anda daripada kekhawatiran itu sendiri.

………..

Berfokuslah untuk mengisi pikiran dan hati Anda dengan kebaikan. Janganlah mampukan pikiran dan hati Anda untuk menjadi pelabuhan bagi pikiran dan prasangka buruk.

Keburukan di pikiran dan di hati itu menyita banyak waktu, dan menjadikan hari-hari kerja Anda pendek dan malam-malam Anda panjang tanpa tidur.

Anda yang hanya menyediakan kebaikan bagi pikiran dan perasaannya, akan menikmati produktifnya hari-hari kerja yang panjang, dan indahnya malam – walau mungkin sama-sama tanpa tidur.

………..

Jika Anda terpaksa menerima penistaan dari orang lain, tampilkanlah kesedihan karena perlakuan itu, tetapi tetaplah berlaku baik.

Dengan itu, bukan hanya manusia yang akan merasa kasihan, tetapi juga terutama Tuhan.

………..

Kita berhak membalas perlakuan buruk yang kita terima, ‘satu mata untuk satu mata’, tetapi akan lebih baik bagi kita jika kita memaafkan.

Tindakan memaafkan adalah tindakan membatalkan hak kita untuk membalas, dan menyerahkan penyelesaiannya kepada Tuhan, karena Beliau adalah sebaik-baiknya penyelesai masalah.

Dengannya, kita telah menjadi pribadi yang baik, dan ‘memberikan’ kesempatan kepada Tuhan untuk berlaku yang membaikkan orang yang mendzalimi kita.

………..

Alangkah indahnya kehidupan ini, jika saja Tuhan menuruti semua permintaan kita.

Tetapi, apakah kita menyadari bahwa ketaatan kita adalah penyebab bagi penghormatan Tuhan kepada permintaan-permintaan kita?

Maka cobalah untuk menjadi lebih penurut.

………..

Bersabarlah. Karena sabar itu tanda bahwa Anda percaya kepada Tuhan.

Jika kita menyatakan dengan lantang mengenai keimanan kita, maka bersabar seharusnya mudah.

Jika selain itu, marilah kita perbaiki keberserahan kita kepada Tuhan.

………..

Maka nasehatnya bagi kita semua adalah:

Beningkanlah hati kita, lalu perhatikan apa yang terjadi.

………..

Marilah kita menasehatkan kalimat-kalimat ini kepada diri kita masing-masing,

Jika wajahmu menyiratkan ketulusan hatimu, maka kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hatimu.

Dengannya, kehidupan menganugerahkan hati yang bening kepadamu.

Dan ketahuilah ini, bahwa kebeningan hatimu menentukan kemampuanmu untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram.

Karenanya,

Jagalah hatimu dari prasangka yang mengkejikan perkiraan-perkiraanmu.

Peliharalah pikiranmu dari perhitungan yang memburukkan pekertimu.

Dan hindarkanlah dirimu dari anggapan yang melebihkanmu sebagai pembenci daripada pengasih.

Maka,

Serahkanlah hatimu kepada kebaikan, karena hanya dengannya hatimu menjadi bening.

Sejajarkanlah keramahan wajahmu dengan kebeningan hatimu, lalu perhatikan bagaimana kehidupan memilihkan kualitas dari isi hatimu.

Semakin bening hatimu, semakin besar dan luas pandanganmu terhadap kehidupan.

Sehingga sebetulnya, indahnya kehidupan hanya sebening hatimu.


………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Mudah-mudahan sedikit dari yang bisa saya susunkan di sini dapat menjadi penambah pertimbangan untuk mempercepat tercapainya perubahan pada kualitas diri kita, dalam upaya kita untuk memenangkan peran-peran dan tempat-tempat yang penting.

Tujuan utama dari menjadikan kualitas pikiran dan perasaan kita mudah ‘terbaca’ oleh orang lain, adalah menaruh diri kita dalam keterdesakan artifisial untuk SEGERA menjadikan kita pribadi yang berpikiran baik, yang bersikap baik, dan yang berlaku baik.

Hanya karenanya kebaikan dalam kehidupan ini menjadi sesuatu yang logis dan wajar untuk kita miliki.


Tetaplah menjadi pribadi yang dikasihi Tuhan.



PRIBADI RUMAH KACA

Jika wajahmu menyiratkan ketulusan hatimu, maka kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hatimu.

Dengannya, kehidupan menganugerahkan hati yang bening kepadamu.

Dan ketahuilah ini, bahwa kebeningan hatimu menentukan kemampuanmu untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram.

Karenanya,

Jagalah hatimu dari prasangka yang mengkejikan perkiraan-perkiraanmu.

Peliharalah pikiranmu dari perhitungan yang memburukkan pekertimu.

Dan hindarkanlah dirimu dari anggapan yang melebihkanmu sebagai pembenci daripada pengasih.

Maka,

Serahkanlah hatimu kepada kebaikan, karena hanya dengannya hatimu menjadi bening.

Sejajarkanlah keramahan wajahmu dengan kebeningan hatimu, lalu perhatikan bagaimana kehidupan memilihkan kualitas dari isi hatimu.

Semakin bening hatimu, semakin besar dan luas pandanganmu terhadap kehidupan.

Sehingga sebetulnya, indahnya kehidupan hanya sebening hatimu.

trik sms gratis

Untuk melakukan SMS Gratis silahkan ikuti langkah-langkah dibawah ini :

1. Login ke Account Friendster atau Facebook kamu

2. Lalu buka http://www.dodotext.com

3. Setelah itu klik logo Friendster kalau kamu login dengan account Friendster pada step pertama.

4. Setelah itu klik tombol Add App

5. Selamat..! sekarang kamu sudah bisa mengirim SMS gratis ke temanmu

Sayangnya jumlah SMS yang bisa dikirim dibatasi hanya 5 SMS dalam sehari, untuk itu silahkan lakukan step yang sama pada Account Facebook kamu, untuk mendapatkan 5 SMS gratis lagi dari account Facebook kamu

Komunikasi: Sarana Efektif Dalam Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam



  1. Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan pernah lepas dalam berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia akan menjadi manusia, karena berhubungan dengan manusia. Meskipun keberadaan alam dan lingkungan sekitarnya sangat penting, namun perannya hanya sebagai pelengkap dalam proses kehidupan ini. Maka keberadaan satu sama lainnya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk berhubungan dengan sesamanya, tentu saja membutuhkan suatu sarana agar persepsi diantara keduanya dapat diterima. Sarana tersebut adalah melalui Komunikasi. Komunikasi berasal dari kata latin communis yang berarti “sama” communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”.

Definisi komunikasi yang mudah dan gampang di ungkapkan menurut Harold Lasswell, yakni who says what in which chanel to whom with what effect atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana.[1] Komunikasi merupakan proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.[2]

Seperti kita ketahui, adanya suatu bentuk pasti terdapat elemen-lemen yang menjadikan sesuatu itu ada. Demikian juga halnya dengan komunikasi. Komponen tersebut yakni, pertama Sumber (source) sering juga disebut pengirim (sender), penyaji (weoder), komunikator (communicator), pembicara (speacker), atau originator, yakni pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, baik secara individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan negara.

Kedua, adalah pesan, yaitu merupakan simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan dan lain-lain. Ketiga, adalah saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Ke-empat, penerima (receiver) sering juga disebut sasaran atau tujuan (destination), penyandi balik (decoder), komunikate (communicate) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter) yakni orang yang menerima pesan. Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya pemahaman, perubahan, perubahan keyakinan, perubahan prilaku dan sebagainya.[3]

Secara sederhana proses komunikasi tersebut digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Materi perkuliahan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam. Oleh Prof. Dr. Usman Abu Bakar, MA.

Adapun tujuan diadakannya komunikasi, menurut Gordon I Ziemmerman dibagi menjadi 2 kategori besar. pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kehidupan kita. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunkasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.[4]

Sedangkan fungsinya, menurut Rudolph F Verderber ada 2, yakni fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Dan fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu. Seperti, apa yang akan kita makan pagi ini, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi ujian dan lain sebagainya.[5]

Di dalam suatu sistem informasi dan komunikasi, sifat komunikasi terdapat sistem tertutup dan terbuka. Artinya, dari situ kita dapat mengetahui apakah sistem tersebut tidak menerima input dari luar atau dapat menerima input dari luar. Dengan demikian proses interaksinya tidak hanya terjadi di antara komponen dan atribut yang berada di dalam suatu kapsul, tetapi juga dengan lingkungannya. Oleh karena itu, proses balikannya dapat menghasilkan perubahan yang tidak mutlak bersifat normative, tetapi bersifat lentur dan terbuka untuk perkembangan dan pembaruan (deskriptif).[6]

Semua proses komunikasi ini, terjadi dalam suatu konteks atau keterpaduan tertentu. Paling sedikit proses ini akan mencakup dimensi-dimensi kejiwaan (perilaku para pelaku), sosial atau komunitas, fisik, serta waktu. Artinya proses komunikasi tersebut akan sangat dipengaruhi oleh sikap dan motivasi komunikasi sebagai sumber, daya tangkap, sikap komunitas sebagai interlocutor (kawan bicara) kecukupan sarana, serta kesempatan waktu.[7]

  1. Komunikator Dalam Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam.

Dalam masyarakat informasi, definisi manajer yang benar adalah bukannya mereka yang mampu memberikan pencapaian produksi yang banyak, efektif dan efisien, tetapi adalah mereka yang mampu memberikan tanggung jawab pada penampilan nilai-nilai kemanusiaan dan penampilan keilmuwan yang tinggi sekaligus. Dengan demikian, knowledge tidak semata-mata menjadi alat ketiga, tetapi telah berubah menjadi sistem kerja dalam tata kehidupan bersama. Dan sejak itu pula, modal kerja telah bertambah menjadi “sumberdaya alam”, “sumberdaya manusia”, dan kini bertambah satu lagi yakni “sumberdaya Ilmu”.[8]

Dalam dunia Pendidikan, yang menjadi komunikator adalah seluruh komponen yang ada di dalam lembaga tersebut. Mulai dari Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf karyawan, Murid, sarana prasarana, kurikulum, dan lain sebagainya. Oleh karena itu tanggung jawab seorang manajer terletak pada masing-masing komponen tersebut, artinya masing-masing komponen bertanggung jawab atas kapasitasnya.

Pada setiap penelitian khusus mengenai pekerjaan-pekerjaan perusahaan/lembaga –lembaga pendidikan khususnya­- umumnya dilakukan oleh subsistem penelitian Sumberdaya manusia. Penelitian ini mengungkapkan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan, pengesahan dan keahlian yang diperlukan, dan tingkat kompensasi yang sesuai. Maka Sumberdaya manusia harus mengetahui perkembangan yang terjadi yang terakhir dari berbagai pengaruh lingkungan yang mempengaruhi arus personil, karena semua ini merupakan tanggung jawab subsistem Intelijen Sumberdaya Manusia.[9]

Adapun tantangan terhadap pembangunan Sistem Informasi ini, sebagaimana terdapat dalam GIS (Global Information System) yakni:

1. Tantangan Teknologi

Kadang-kadang sebuah lembaga dipaksa menggunakan perangkat berat, perangkat lunak dan fasilitas komunikasi tertentu, karena keterbatasan pemerintah. Keterbatasan ini menyulitkan tercapainya standar perangkat keras dan perangkat lunak secara global dan menambah waktu dan usaha yang diperlukan untuk menerapkan sistem itu.

2. Tantangan Budaya

Yang lebih sulit adalah tugas menerapkan teknologi komputer dalam berbagai budaya yang berbeda. Budaya mempengaruhi kinerja spesialis informasi dan kebutuhan informasi pemakai.[10]

Dalam bidang pendidikan, manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk menjalankan organisasi pendidikan, diperlukan manajemen pendidikan yang efektif. Sekolah harus dikelola dengan manajemen efektif yang mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang mengakar pada karakter bangsa. Dengan kata lain, salah satu strategi yang menentukan mutu pengembangan SDM di sekolah untuk kepentingan bangsa dimasa depan adalah peningkatan kontribusi manajemen pendidikan yang berorientasi mutu (quality oriented).[11]

Dalam realitasnya, tantangan krusial yang dihadapi oleh manajer atau pengelola lembaga pendidikan, dewasa ini, yakni bagaimana upaya mengelola sekolah, akademi dan universitas agar dapat berkembang dan berkualitas. Kerja keras tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya proses saling mendukung antara peserta didik, yakni guru, siswa, sarana prasarana kurikulum dan lainsebagainya.

Institusi pendidikan perlu dikelola untuk mencapai hasil yang optimal. Disini hasil optimal itu ditandai mutu kelulusan yang andal dan sesuai dengan harapan masyrakat. Hal ini penting dan strategis sekali karena peranan pendidikan terkait dengan masa depan suatu bangsa.[12] Karena keberhasilan dalam pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.

Manajemen mutu dalam pendidikan dapat saja disebutkan “mengutamakan pelajar” atau “problem perbaikan sekolah”, yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif. Penekanan paling penting bahwa mutu terpadu dalam programnya dapat mengubah kultur sekolah. para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik terhadap perubahan yang ditimbulkan manajemen mutu terpadu melalui berbagai program perbaikan mutu.

Adapun, aplikasi TQM (Total Quality Manajemen) dalam satuan pendidikan dapat pula disebut Total Quality School (TQS) sebagaimana Acaro (1995) mengemukakan 5 pilarnya yaitu :

1. Fokus kepada pelanggan, baik internal maupun eksternal

2. Adanya keterlibatan total

3. Adanya ukuran baku mutu kelulusan sekolah

4. Adanya komitmen, dan

5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan.[13]

Semua itu akan berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, yakni peserta didik, masyarakat dan pemerintah.

  1. Massage (pesan) yang efektif

Seluruh kegiatan yang ada dalam satuan lembaga pendidikan adalah pesan. Secara spesifik pesan tersebut dapat terlihat melalui publikasi baik secara lisan maupun tertulis. Sarana yang digunakanpun bermacam-macam, sesuai dengan keinginan maupun kemampuan finansial lembaga tersebut.

Pesan yang disebarkan melalui media masa ini bersifat umum (public), karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok tertentu.[14]

Isi pesan dalam Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam adalah segala yang ada di dalam lembaga pendidikan. Semua aspek yang terdapat dalam lembaga tersebut terdapat komponen-komponen yang dianggap menjadi pesan efektif yakni:

1. Kompoenen Teknologi Pendidikan meliputi:

· Asumsi-asumsi kebutuhan serta rumusan tujuan pendidikan dan pengajaran yang dirancang untuk keperluan proses belajar mengajar.

· Memahami pengalaman belajar subjek didik dan pemilihan cara-cara pengajaran.

· Tenaga kependidikan, bahan dan alat pendidikan serta fasilitas phisik yang diperlukan.

· Sumber belajar yang diperlukan untuk pengalaman belajar subjek didik.

· Hasil belajar yang diharapkan, evaluasi dan pengembangan.

2. Komponen Fasilitas dan sumber belajar Teknologi Pendidikan, meliputi:

· Terjadi objek nyata yang akan disajikan selama proses belajar mengajar berjalan.

· Pemanfaatan semua fasilitas dan sumber belajar akan disesuaikan dengan setiap perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

· Mutu pendidikan tidaksekedar tersedianya semua sarana media akan tetapi lebih banyak tergantung kepada kemampuan pendidik dan sekolah dan sekolah dalam menggunakannya, memilih dengan cermat dan tetap sesuai dengan metoda yang diterapkan.

3. Citra Pendidikan Berorientasi Mutu Hasil meliputi:

· Memiliki kelengkapan fasilitas dan sumber belajar diperhatikan dari kondisi bangunan pusat-pusat pendidikan.

· Mengikuti trend perkembangan bahan dan alat belajar mengajar dengan teknologi pendidikan.

· Memiliki kelengkapan sarana sumber belajar di luar sekolah.

· Memiliki kelengkapan pusat media dan sumber belajar (pada tingkat perguruan tinggi) serta tenaga ahli teknologi pendidikan.

4. Profesionalisme Staf Ahli Teknologi Pendidikan, meliputi;

· Profesional media, yakni semua tenaga ahli media, bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan, pemanfaatan serta peningkatan mutu fasilitas sumber belajar.

· Spesialis media, staf ahli yang bertanggung jawab pada pusat sumber belajar.

· Manajer program media bertugas dan bertanggung jawab pada pusat media dan sumber belajar di pemerintahan.

· Teknisi media, tenaga staf yang bertanggung jawab dan memiliki keterampilan oleh data elektronik.

· Administrator media, staf yang melayani admisi pusat-pusat media.

· Ahli evaluasi media.[15]

Salah satu isi pesan dalam Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam adalah Proses di dalam Total Quality School. Proses tersebut digambarkan sebagai berikut:

Total Quality School

Proses selanjutnya adalah:

Total Quality School

  1. Media sebagai sarana Proses Transformasi Dalam P I

Sebuah pesan tidak dapat diterima oleh audiens apabila tidak pernah dikomunikasikan. Untuk mengkomunikasikan pesan tersebut sangat dibutuhkan akan adanya media, baik elektronik maupun media cetak. Maka peran media menjadi penentu, apakah pesan tersebut efektif atau sebaliknya terjadi miskomunikasi.

Media ini dapat diibaratkan seperti pedang bermata dua. Dia merupakan alat yang ampuh dalam memberikan manfaat yang semaksimal mungkin kepada masyarakat sesuai dengan ketepatan dan besarnya pengarahan. Media yang sehat dapat memainkan peranan penting dalam membina generasi dan mendorongnya menaiki jenjang kemajuan.[16] Demikian juga sebaliknya, media dapat merusak generasi muda yang sedang gencar-gencarnya mencari jati diri.

Untuk menyiasati media massa, kita harus mengenal seluk beluk Jurnalistik.[17] Dunia jurnalistik sangat erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari komunikasi massa, yakni komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Media massa yang kita kenal saat ini adalah; a) media cetak, terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah, b) media elektronik, terdiri dari radio, televisi[18].

Komunikasi bermedia komputer, internet, dapat memperlancar penanggulangan hambatan-hambatan karena terbatasnya ruang dan waktu. Jadi lokasi secara fisik sudah tidak relevan lagi. Dengan teknologi baru bermedia komputer ini, setiap orang ataupun pegawai dapat berhubungan dengan siapapun, dan dimanapun dalam organisasinya.

Sudah bukan masalah lagi apakah mereka dalam satu gedung atau mereka dipisahkan oleh jarak geografis. Karena pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hirarki tradisional dan hambatan-hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi dapat hilang karena hubungan yang melekat dengan proses komunikasi organisasi, komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, prilaku, dan keputusan organisasi. Jadi implikasi sistem komunikasi bermedia komputer harus menjadi perhatian pokok semua orang.[19]

Setiap media komunikasi mempunyai Gramatika[20]. Setiap gramatika media dibiaskan untuk kepentingan indera tertentu, bukan untuk kepentingan waktu/ruang, karena orang-orang menggunakan media tertentu, mereka secara berlebihan mengandalkan indera yang berkaitan dengan media tersebut. Maka sampai tahap ini, media merupakan perpanjangan dari indera manusia, berbicara sebagai perpanjangan indera untuk suara, cetakan merupakan perpanjangan dari indera untuk penglihatan, dan media elektronik tertentu, terutama televisi adalah perpanjangan indera peraba (perasaan, sentuhan, sistem syaraf).[21]

Dalam bentuk yang sederhana, lembaga pendidikan juga dapat menggunakan brosur-brosur, pamflet, majalah, kostum, sticker, serta berbagai souvenir (cinderamata) yang didesain dengan mencantumkan nama lembaga tersebut. Selain itu dapat juga dengan mempublikasikan bentuk-bentuk kegiatan sosial seperti Seminar, event-event turnamen, bahkti sosial maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

Dengan sosialisasi yang demikian, secara otomatis khalayak dapat menangkap pesan yang disampaikan melalui pemberitaan. Karena berita adalah informasi yang lebih atau kurang penting dibutuhkan orang dalam melakukan penyesuaian terhadap keadaan yang berubah, berita dicari, bahkan dengan pengorbanan besar, karena diperlukan untuk memperoleh posisi dalam dunia yang berubah dengan cepat.[22]

  1. Khalayak/ stakeholder yang dituju.

Khalayak atau masyarakat adalah bagian dari proses komunikasi yang tidak kalah penting, sekaligus menjadi Komunikannya (orang yang menerima pesan). Tanpa ada khalayak informasi akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu peran khalayak sangat dibutuhkan sebagai tempat mensosialisasikan program-program dalam lembaga pendidikan. Khalayak juga sekaligus menjadi pelanggan.

Menurut Soerjono Soekanto, khalayak dapat dibedakan menjadi, rural community dan urban community. Istilah Rural community diterjemahkan sebagai “masyrakat setempat”. Istilah ini menunjuk kepada sebuah warga desa, suku atau bangsa. Cirinya apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan makna yang utama, maka kelompok tadi disebut masyakarat setempat.[23] Adapun yang dimaksud urban community adalah masyarakat perkotaan, yakni masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “kota”, terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.[24]

Khalayak atau komunikan merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi sebagai sasaran yang dituju oleh komunkator yang bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontrak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain sebagainya.[25]

Adapun ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam suatu lapisan serta seberapa besar pengaruhnya adalah sbb:

1. Ukuran kekayaan. Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.

2. Ukuran Kekuasaan. Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar, menenpati lapisan teratas.

3. Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat yang teratas

4. Ukuran Ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang mengharagai ilmu pengetahuan.[26]

Perkembangan masyarakat mempunyai tujuan untuk terjadinya; a) peningkatan kesejahteraan hidup dan kualitas kehidupan masyarakat, b) pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan, dan c) terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan nasional untuk masyarakat pedesaan, dengan menitik beratkan pada prakarsa masyarakat itu sendiri. Singkatnya, pembangunan masyarakat merupakan upaya wajar yang didasarkan atas kebutuhan individual, masyarakat, dan pemerintah serta potensi-potensi yang tersedia atau dapat disediakan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.[27]

Sedangkan masyarakat informasi ditandai oleh : pertama, kebutuhan terhadap sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Kedua, lapangan kerja yang dominant di bidang informasi. Ketiga, teknologi dasar yaitu elektronika dan computer. Ke-empat, lembaga pemicu kemajuan adalah universitas riset, dan Kelima adalah media komunikasi menggunakan media interkatif.[28]

  1. Feed Back (umpan balik) yang diharapkan.

Feed back (umpan balik) merupakan akhir dari sebuah proses komunikasi. Komunikasi yang baik, akan menghasilkan umpan balik yang baik juga. Umpan balik ini diberikan oleh komunikan atau khalayak kepada komunikator. Umpan balik juga terwujud dalam bentuk yang berbeda-beda misalnya menerima, menerima dengan syarat, ataupun menolak.

Semua jenis umpan balik tersebut tertuang dalam bentuk Opini Publik (social judgement). Opini public adalah kumpulan pendapat orang mengenai hal ihwal yang mempengaruhi atau menarik minat komunitas, cara singkat untuk melukiskan kepercayaan atau keyakinan yang berlaku di masyarakat tertentu[29] artinya pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu, opini bersifat subjektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan selalu berbeda. Jadi, kendati faktanya sama, namun ketika orang beropini, antara orang yang satu dengan yang lainnya memperlihatkan adanya perbedaan.[30]

Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas ataupun melalui pikiran-pikiran kata yang sangat halus (dalam Koran misalnya) dan tidak langsung dapat diartikan.

Disinilah tantangan terberat yang harus dihadapi oleh manajemen informasi pendidikan Islam. Sebaik apapun publikasi yang dilakukan, apabila sudah ditangkap oleh khalayak akan menjadi multi-interpretasi. Tentunya persiapan mental lebih utama daripada perangkat keras lainnya.

Proses opini tersebut melalui tiga tahap: pertama, konstruksi personal, yakni tahap dimana individu mengamati segala sesuatu, menginterpretasikannya dan menyusun makna objektif secara sendiri-sendiri dan subjektif. kedua, konstruksi sosial, yakni tahap menyatakan opini melalui pemberian dan penerimaan opini pribadi dalam kelompok, mengungkapkan pandangannya bukan melalui kelompok, melainkan melalui kebebasan pribadi, dan menggungkapkan pandangan berdasarkan organisasi. Ketiga, konstruksi politik, yakni tahap yang menghubungkan opini publik dengan kegiatan publik.

Untuk memudahkan menginterpretasikan proses umpan balik, berikut adalah skema sederhana yang menggambarkan proses tersebut:

Sumber: Materi perkuliahan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam. Oleh Prof. Dr. Usman Abu Bakar, MA.

Sistem pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan suatu standar tertentu. Terdapat empat komponen dalam sistem umpan balik ini. Yakni pertama, suatu karakteristik atau kondisi yang dikendalikan. Kedua, suatu sensor yang mengukur karakteristik atau kondisi tersebut. Ketiga, suatu unit pengendali yang membandingkan hasil ukuran sensor dengan suatu standar. Ke-empat, suatu pengatur yang menghasilkan masukan proses selanjutnya.

Selain sistem pengendalian umpan balik, terdapat sistem pengendalian umpan maju, disebut juga dengan positif feedback. Yakni karakter kerja sistem yang mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan hasil balik yang positif. Contoh penerapan dari sistem pengendalian maju pada Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam adalah perencanaan atas pengembangan kurikulum. Kompetensi atas suatu mata ajar dapat dideteksi secara lebih dini sedari awal.[31]

Oleh karena itu, apapun alasannya, pendidikan yang baik harus mampu memberi sumbangan pada semua bidang pertumbuhan individu, baik jasmani maupun segi struktural dan fungsional. Pendidikan yang baik juga membantu menumbuhkan kesediaan, bakat-bakat, keterampilan, dan kekuatan jasmaninya, begitu juga memperoleh pengetahuan. dalam bidang pertumbuhan akal (intellectual) pendidikan harus dapat menolong individu untuk meningkatkan, mengembangkan, dan menumbuhkan kesediaan bakat, minat dan kemampuan akalnya dan memberinya pengetahuan dan keterampilan akal yang perlu dalam kehidupannya[32] anak didik.

  1. Penutup

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan perlu strategi komprehensip terlebih dahulu. Terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh agar tidak terjadi pemborosan dan hanya untuk pemenuhan kebutuhan perangkat keras saja.[33]

Perkembangan teknologi komunikasi juga akan mempercepat terwujudnya rasa persatuan dari etnik dengan kebudayaanya yang khas. Melalui teknologi informasi akan dapat dikembangkan masyarakat telematika. Yakni masyarakat yang tidak mengenal batas geografi. Melalui jalan informasi (information super highway) maka akan dapat dijalin buka saja solidaritas suatu masyarakat demokrasi hanya dapat terlaksana dengan baik di dalam otonomi daerah.[34]

Mengenai hasil pendidikan yang banyak dikatakan merosot, banyak sarjana menganggur misalnya, dan pendidikan menjamur, sekedar untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi, menurut H. Mulyanto Sindhudarmoko, SE (mantar rektor Usakti) disebabkan kemajuan teknologi dan kebudayaan lebih cepat dari pendidikan itu sendiri. Ia berpendapat bahwa proses pendidikan itu cenderung tertinggal dari proses perkembangan yang terjadi di masyarakat, artinya kemajuan yang dicapai dibidang pendidikan (out put-nya) selalu ketinggalan dengan apa yang diperlukan masyarakat.[35]

Ungkapan tersebut sama halnya dengan kegelisahan Alvin Toffler sebagaimana pengantarnya dalam Future Shock (kejutan masa depan) yakni: pertama, bahwa kejutan masa depan bukan lagi merupakan bahaya potensial yang masih jauh, tetapi suatu penyakit nyata yang di derita oleh semakin banyak manusia. Kondisi psikologis-biologis ini dapat digambarkan dengan terminologi medis dan psikiatris. Penyakit ini ialah penyakit perubahan.

Kedua, sedikitnya orang yang tahu tentang penyesuaian diri, baik mereka yang menginginkan dan yang menciptakan perubahan besar dalam masyarakat kita, ataupun mereka yang seharusnya mempersiapkan kita untuk menghadapinya yakni dengan sistem “pendidikan demi masa depan”.[36]

Oleh karena itu, informasi sudah tidak menjadi bagian pemenuhan kebutuhan dalam hal-hal tertentu, melainkan sudah menjadi kebutuhan setiap hari bagi siapa saja. Sebab gelombang ketiga[37] tidak hanya mempercepat arus informasi kita, tetapi gelombang inipun mentransformasikan landasan struktur informasi yang selama ini menentukan prilaku sehari-hari.[38] Jadi selama kita tidak cepat merubah Sistem pendidikan sekaligus menginformasikan perubahan tersebut, selama itu juga kita terus ketinggalan kereta.

Daftar Pustaka

Aceng Abdullah. 2001. Press Relations, kiat berhubungan dengan media massa. Penerbit Remaja Rosda karya Bandung.

Alvin Toffler. 1992. Kejutan Masa Depan. Alih bahasa Sri koesdiyantinah sb. Penerbit Pantja Simpati Jakarta.

­­­___________. 1992. Gelombang Ketiga (bagian kedua). Alih bahasa Sri Koesdiyantinah sb. Penerbit Pantja Simpati Jakarta.

Dan Nimmo. 1999. Komunikasi Politik, komunikator, pesan, dan media. Alih bahasa tjun surjaman. Pengantar Jalaluddin Rahmat. Penerbit Rosdakarya, Bandung.

Deddy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gordon I Zimmerman, James L Owen, dan David R Siebert. Speech Communication: A Contemporary Introduction. St. Paul : west 1977.

Hasan Langgulung. 2000. Asas-asas Pendidikan Islam. Penerbit al husna-zikra, Jakarta.

H.A.R. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan, pengantar pedagogik transformatif untuk Indonesia. Penerbit Grasindo Jakarta.

Rudolph F Verderber. Communicate ! Belmont. California: wodswoeth. 1978.

Jusuf Amir Feisal. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Penerbit Gema Insania Press, Jakarta.

Kompas, selasa 30 november 2004.

Mastuhu. 2004. Menata Ulang Pemikiran, sistem Pendidikan Nasional dalam abad 21. penerbit kerjasama Magister Studi Islam UII dengan Safiria Insania Press, jogjakarta.

Muna Haddad Yakan. 1995. Hati-hati Terhadap Media yang Merusak Anak. Penerbit Gema Insania Press, Jakarta.

Onong Uchjana Effendy. 1998. Ilmu Komunikasi, teori dan praktek. Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung.

Raymond. Mc Leod. Jr. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Alih bahasa Hendra Teguh, editor Hardi Sukardi.

R Wayne Pace & Don F Faules. 1998. Komunikasi Organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Editor Deddy Mulyana. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sintong Silaban. Dkk. 1993. Pendidikan Indonesia, dalam pandangan lima belas tokoh pendidikan swasta. Penerbit Dasamedia Utama Jakarta. Hal. 188.

Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal, wawasan, sejarah perkembangan, filsafat, teori pendukung, dan asas. Penerbit Falah Production Bandung.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, konsep, strategi, dan aplikasi. Penerbit Grasindo, Jakarta.

Tamotsu Shihbutani. 1965. Improvised News, the bobs- Merrill co, inc. Indianopolis.

Usman Abu Bakar. 2004. Materi perkuliahan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam.



[1] Deddy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 62.

[2] Dan Nimmo. 1999. Komunikasi Politik, komunikator, pesan, dan media. Alih bahasa tjun surjaman. Pengantar Jalaluddin Rahmat. Penerbit Rosdakarya, Bandung. Hal. 8.

[3] Op. Cit. hal. 64-65.

[4] Gordon I Zimmerman, James L Owen, dan David R Siebert. Speech Communication: A Contemporary Introduction. St. Paul : west 1977. hal. 7. lihat juga Deddy Mulyana. 2001, Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 4.

[5] Rudolph F Verderber. Communicate ! Belmont. California: wodswoeth. 1978. hal. 17–19. lihat juga Deddy Mulyana. 2001, Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 4.

[6] Jusuf Amir Feisal. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Penerbit Gema Insania Press, Jakarta. Hal. 237.

[7] Ibid. hal. 238.

[8] Mastuhu. 2004. Menata Ulang Pemikiran, system Pendidikan Nasional dalam abad 21. penerbit kerjasama Magister Studi Islam UII dengan Safiria Insania Press, jogjakarta. Hal. 19.

[9] Raymond. Mc Leod. Jr. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Alih bahasa Hendra Teguh, editor Hardi Sukardi. Hal. 45

[10] Ibid. Hal. 313.

[11] Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, konsep, strategi, dan aplikasi. Penerbit Grasindo, Jakarta. Hal. 18.

[12] Ibid. hal. 22.

[13] Ibid. hal. 35.

[14] Onong Uchjana Effendy. 1998. Ilmu Komunikasi, teori dan praktek. Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung. Hal. 23.

[15] Materi perkuliahan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam. Tentang Potensi Teknologi Pusat Pendidikan. Oleh Prof. Dr. Usman Abu Bakar, MA.

[16] Muna Haddad Yakan. 1995. Hati-hati Terhadap Media yang Merusak Anak. Penerbit Gema Insania Press, Jakarta. Hal. 16.

[17] Jurnalistik berasal dari kata Journal atau du jour juga diurna yang berarti catatan harian. Karena itu, jurnalistik berarti catatn atau laporan harian yang disajikan untuk khalayak atau massa. Dengan perkembangan selanjutnya, kegiatan jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, menuliskan, dan menyebarkan informasi melalui media massa. Aceng Abdullah. 2001. Press Relations, kiat berhubungan dengan media massa. Penerbit Remaja Rosda karya Bandung. Hal. 9.

[18] Ibid.

[19] R Wayne Pace & Don F Faules. 1998. Komunikasi Organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Editor Deddy Mulyana. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 171.

[20] Gramatika adalah aturan kerja yang erat hubungannya dengan gabungan indera penglihatan, sentuhan, suara, penciuman dan sebagainya.

[21] Dan Nimmo. Hal. 171.

[22] Ibid. hal. 218. lihat juga Tamotsu Shihbutani. 1965. Improvised News, the bobs- Merrill co, inc. Indianopolis. Hal. 40.

[23] Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal. 149.

[24] Ibid. hal. 155.

[25] Onong Uchjana. Hal. 25.

[26] Op. Cit. hal. 237-238.

[27] Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal, wawasan, sejarah perkembangan, filsafat, teori pendukung, dan asas. Penerbit Falah Production Bandung. Hal. 269.

[28] Ibid. hal 302-303.

[29] Dan Nimmo. Hal. 10. Opini public bercirikan, selalu diketahui dari pernyataan masyarakat, merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat dan mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

[30] Aceng Abdullah. Hal. 14.

[31] Selain kedua sistem tersebut ada satu system lagi yakni sistem pengendalian pencegahan. Sistem pengendalian pencegahan berbeda dengan dua sistem tersebut. Sistem ini mengendalikan sistem tersebut sebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan untuk masuk ke dalam sistem. ( Materi perkuliahan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam )

[32] Hasan Langgulung. 2000. Asas-asas Pendidikan Islam. Penerbit al husna-zikra, Jakarta. Hal. 35.

[33] Hasil Konferensi Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) 30 september 2004. menurut David Alexander (pakar ICT internasional dari Cisco Learning Institut Amerika) agar berhasil mengembangkan ICT di dunia pendidikan, ada tahapan yang harus dilalui. Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan.

Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar dan ke-empat, penyediaan perangkat keras. Kompas, selasa 30 november 2004.

[34] H.A.R. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan, pengantar pedagogik transformatif untuk indonesia. Penerbit Grasindo Jakarta. Hal 77-78.

[35] Faktor lainnya menurut belaiu, di Indonesia antara dinamika masyarakat dan dunia pendidikan masih cenderung dipisahkan dalam dunia yang berlainan, lebih-lebih antara dunia pendidikan dunia usaha. Sintong Silaban. Dkk. 1993. Pendidikan Indonesia, dalam pandangan lima belas tokoh pendidikan swasta. Penerbit Dasamedia Utama Jakarta. Hal. 188.

[36] Alvin Toffler. 1992. Kejutan Masa Depan. Alih bahasa Sri koesdiyantinah sb. Penerbit Pantja Simpati Jakarta. Hal. 10.

[37] Menurut Alvin Toffler, gelombang pertama yang terjadi di dunia ini adalah era pertumbuhan pertanian, yang kedua adalah masa industrialisasi yang diawali oelh revolusi industri di Inggris Prancis dan Amerika. Alvin Toffler.

[38] Gelombang ketiga memulai suatu zaman yang benar-benar baru, zaman mendemasalisasikan media. Suatu info-sfeer baru sedang tumbuh, bersamaan dengan tumbuhnya tekno-sfeer baru. Dan ini akan melahirkan dampak yang luar biasa hebatnya pada sfeer (lingkungan) yang paling penting dari segala-galanya. Yakni yang ada dalam batok kepala kita, sebab, secara keselurtuhan, perubahan-perubahan ini merevolusionerkan citra kita tentang dunia dan kemampuan kita untuk menghayatinya. Alvin Toffler. 1992. Gelombang Ketiga (bagian kedua). Alih bahasa Sri Koesdiyantinah sb. Penerbit Pantja Simpati Jakarta. Hal. 5.

Pengikut

About this blog

Cari Blog Ini